Kesuksesan seorang pendeta dapat
kita lihat dari kualitas khotbahnya. Ia bisa dikenal luas, bahkan menjadi
terkenal atau disukai oleh jemaat mungkin saja kerena khotbahnya yang bagus,
menarik, menyentuh, kaya akan ilustrasi atau sekedar banyak melucu. Kita
sebagai anggota gereja tentu suka dengan pendeta yang menurut kita khotbahnya cukup
berbobot, sampai kita pilih-pilih mereka jika akan mengadakan atau menghadiri
acara kebaktian. Kita mungkin juga akan pergi ke gereja jika pendetanya sesuai
dengan apa yang kita harapkan.
Sudah semestinya kita membuang jauh-jauh
kebiasaan tersebut. Kita datang ke gereja untuk membina hubungan atas dasar Kasih
kepada Allah dan sesama melalui khotbah yang kita dengar salah-satunya. Jadi
soal baik atau tidaknya khotbah seorang pendeta selama itu tidak menyesatkan,
tidak boleh mempengaruhi apalagi sampai mengikis kerinduan kita untuk beribadah
kepadaNya setiap minggu dimana pun itu.
“Khotbah terbaik tidak terjadi di
sebuah mimbar,
itu terjadi ketika kita mengasihi orang lain untuk kemuliaan
Tuhan”
(James W. Moore)