Salju beku ditepi daun
Putihkan cemara lambat laun
Sapa halimun yang melamun
Dari kejauhan sebuah dusun
Terdengar gema lonceng mengayun
Sejenak membuatku tertegun
Tak terasa sudah di penghujung tahun
Tersurat kisah agung Sang Penenun
Yang merajut dunia bagai sebuah gaun
Kabar gembira mengalir beruntun
Dari gunung sampai ke padang gurun
Bintang Timur jadi pandu menuntun
Suara gita pun mulai mengalun
Ajak kidung klasik tuk melantun
Sorakan pujian Hai Mari Berhimpun
Cahaya sukacita dalam kasih dan santun
Terangi mata hati yang rabun
Agar hidup damai serta rukun
Oleh : MENARA PUISI
30 Desember 2018
16 Desember 2018
JELANG NATAL
Ini adalah foto kaum ibu-ibu Poci yang lagi sibuk mempersiapkan natal. Salah satunya adalah sesi latihan paduan suara untuk acara natal GKI Kwitang Pos Cililitan yang akan digelar pada tanggal 26 Desember 2018 mendatang. Menurut mereka foto tersebut adalah hasil jepretan terbaik moment kebersamaan ibu-ibu poci selama ini.
11 Desember 2018
PERCAYALAH DAN JANGAN TAKUT
Akhir-akhir ini saya sering mendengar peristiwa bencana yang berhubungan dengan datangnya musim penghujan. Selain musibah banjir dan tanah longsor yang kerap terjadi di negara kita, ada juga kekuatan alam lainnya yaitu angin puyuh atau kini biasa disebut angin puting beliung. Angin puting beliung sangat berbahaya karena bisa dikategorikan sebagai angin tornado seperti yang ada di Amerika jika itensitas atau daya sapunya besar. Untuk negara kita skala kekuatannya masih kecil tidak sedasyat angin tornado yang bisa meluluhlantahkan apa saja yang dilaluinya.
Saya punya pengalaman iman sehubungan dengan datangnya angin puting beliung sebulan yang lalu. Ketika itu hujan turun rintik-rintik tapi dikejauhan sudah tampak kegelapan awan. Saya berpikir akan hujan lebat. Setelah beberapa saat bukannya hujan yang turun tetapi angin kencang yang datang. Kejadiannya cepat sekali karena angin ribut tersebut lama-kelamaan membesar. Saya khawatir akan terjadi sesuatu yang berbahaya bagi diri saya, rumah dan lingkungan sekitar yang bisa saja menjadi tertimpa bencana karena terjangan angin tersebut. Saya memperhatikan sudah ada suara-suara dari atap rumah tetangga yang mulai bergerak-gerak untuk siap diterbangkan oleh angin itu. Sebagai manusia ada juga rasa takut yang menghantui pikiran saya, sementara dari arah belakang rumah, saya juga mendengar orang-orang mulai memanjatkan doa-doa menurut kepercayaan mereka agar angin berhenti. Karena semakin khawatir, saya pun tak ketinggalan langsung berdoa agar Tuhan memberikan belas kasihan kepada kami semua untuk segera menghentikan angin ribut tersebut. Saya pun berharap Tuhan mendengar permohonan doa saya.
Tak henti-hentinya saya memanjatkan doa bercampur dengan kengerian akibat terjangan angin puting beliung tersebut. Saya takut bila angin tersebut semakin kencang maka sesuatu yang tidak diinginkan dapat menimpa kami. Kita memang tidak pernah tahu kapan waktunya Tuhan menjawab doa kita, tetapi bila kita yakin akan kuasanya yang kudus maka hal itu tidak menjadi suatu yang mustahil. Ditengah kekhawatiran itulah sambil memanjatkan doa, saya langsung teringat peristiwa ketika Tuhan Yesus yang dapat meredakan angin ribut di tengah perjalanannya menyeberangi danau Gelilea. Dengan kuasaNya yang besar, dikisahkan Yesus dapat merubah seketika angin di danau yang tadinya dapat membinasanya menjadi danau yang teduh sekali (Matius 8 : 23-27). Karena cerita Alkitab tersebut terus melintas dipikiran saya, maka saya pun dengan percaya dan yakin langsung berkata-kata kepada angin itu dengan kalimat berulang-ulang demikian: "hai badai, berhentilah." Tidak lama hanya beberapa menit saja setelah saya berteriak kecil dengan kata-kata itu, angin pun berhenti seketika. Bahkan bukan saja angin yang berhenti, hujan pun tidak jadi turun.
Sejak kejadian itu saya semakin yakin dan percaya kepada Tuhan yang saya sembah. Yesus akan menolong kita jika tidak ada keraguan di dalam diri kita yang dapat membuat iman percaya kita menjadi kendor atau lemah bahkan hilang ditengah kekhawatiran kita sebagai manusia tanpa adanya kehidupan doa yang merupakan nafas rohani kita sebagai umat pilihan Allah. Saya bersyukur mempunyai Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah yang hebat yang dapat menunjukkan kasihNya yang besar dan nyata kepada kita. HALLELUYAH..... Amin
Sejak kejadian itu saya semakin yakin dan percaya kepada Tuhan yang saya sembah. Yesus akan menolong kita jika tidak ada keraguan di dalam diri kita yang dapat membuat iman percaya kita menjadi kendor atau lemah bahkan hilang ditengah kekhawatiran kita sebagai manusia tanpa adanya kehidupan doa yang merupakan nafas rohani kita sebagai umat pilihan Allah. Saya bersyukur mempunyai Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah yang hebat yang dapat menunjukkan kasihNya yang besar dan nyata kepada kita. HALLELUYAH..... Amin
6 Desember 2018
POHON NATAL DARI KAIN TRADISIONAL
Sebagai negara yang memiliki kekayaan budaya, sudah sepatutnya kita bangsa Indonesia untuk selalu menjaga dan melestarikannya. Hal ini menjadi penting sekaligus bermakna dimana tahun ini GKI Kwitang mengimbau agar seluruh pos dan cabangnya termasuk Kwitang pusat sendiri untuk membuat pohon natal dari bahan kain tradisional yang berasal dari berbagai daerah. Merupakan suatu kebanggaan bila gereja bisa menghadirkan simbol kebhinekaan maupun keberagaman bangsa yang diwakili oleh pohon natal itu sendiri.
Unik dan menarik, mungkin itulah yang bisa digambarkan oleh pohon natal yang berhiaskan warna warni kain tradisional dari seluruh suku bangsa yang ada di tanah air. Tak ketinggalan GKI Kwitang Pos Cililitan pun sudah mulai membuatnya walaupun masih setengah jadi. Kain yang digunakan membutuhkan jenis dan warna yang beragam semisal: kain batik, kain tenun, selendang, sarung atau ulos. Semua bahan yang telah terkumpul ditandai dan dicatat agar tidak hilang kemudian nantinya akan dikembalikan lagi kepada jemaat atau pemiliknya jika perayaan natal telah usai.
Ini merupakan kali yang kedua GKI Kwitang membuat pohon natal dari bahan kain. Karena sebelumnya juga sudah pernah dilakukan beberapa tahun yang lalu. Kali ini untuk menekankan kembali arti atau makna penting dari natal terkait dengan keberagaman bangsa Indonesia sebagai suatu anugerah terindah yang tidak bisa dipungkiri yang juga berasal dari Tuhan serta patut kita syukuri bersama.
19 November 2018
DRAMA NATAL
Di era milenial ini yang sering kita dengar adalah istilah generasi 'zaman now'. Sebutan tersebut kini melekat erat pada anak-anak muda yang hidup di zaman sekarang. Berbicara mengenai 'zaman now' terkait hari natal yang sebentar lagi akan kita rayakan bersama, maka Terang Poci kembali flash back ke tahun 80-90an untuk mengingat kembali bagaimana acara natal dikemas pada waktu itu. Mungkin salah satu materi yang paling sering dipentaskan adalah drama singkat tentang kelahiran Tuhan Yesus atau drama sederhana yang berhubungan dengan tema perayaan natal yang berbeda setiap tahunnya.
Jika dibandingkan antara pemuda dan remaja pada zaman dahulu dan sekarang, pastilah mereka yang terdahulu lebih sering membuat drama klasik natal sebagai pengisi acara utama dihari natal maupun di malam natal. Tidak seperti pemuda dan remaja zaman now yang kini telah berinovasi dalam mengemas perayaan natal yang telah disesuaikan dengan kemajuan zaman dimana mereka hidup. Mungkin saja ada sebagian orang yang menganggap drama natal klasik sudah kuno untuk dipentaskan di zaman sekarang, tetapi sesungguhnya drama natal merupakan media komunikasi yang sangat penting bagi kita semua untuk tidak melupakan tentang kemurnian dari peristiwa kelahiran, maksud dan makna serta misi kehadiran Tuhan bagi dunia ini.
Dibawah ini adalah foto dokumentasi dari kegiatan perayaan natal berupa pementasan drama yang diikuti oleh komisi pemuda remaja Poci di era 80-90an.
oo0O0oo
14 November 2018
RETREAT PEMUDA ERA 80-an
Era tahun 80an adalah zaman dimana belum adanya segala kemudahan yang cukup untuk menunjang aktifitas seperti yang kita rasakan kini. Buah dari kemajuan di bidang teknologi telah membawa kita pada kehidupan yang menuntut segalanya serba cepat dan mudah. Tentunya hal ini yang menjadi kenangan tersendiri buat generasi yang masa mudanya berada di sekitar era tersebut atau disebut juga dengan "Generasi X". Tidak seperti sekarang yang sudah ada media komunikasi yang terintegrasi dengan media sosial yang mana membuat kita bisa berintaraksi atau berhubungan langsung dengan siapapun di dunia ini. Sebagai contoh, untuk mendokumentasikan kegiatan saja masih menggunakan kamera yang memakai roll film negatif berisi cuma 24-36 gambar saja. Jadi harus berhemat dan digunakan secara maksimal. Belum lagi jika hasil fotonya gelap atau buram, maka kecewa yang dirasakan.
Berikut ini rangkuman beberapa foto kenangan pada acara retreat pemuda dan remaja GKI Kwitang Pos Cililitan di tahun 80an s.d awal 90an. Tentu foto tersebut akan sangat berkesan bagi mereka yang pernah merasa mengikutinya ketika itu, karena saat itu adalah hal yang indah dengan segala kegembiraannya bagi pemuda dan remaja yang penuh dengan romantika masa muda dan pengenalan mereka akan iman serta kedekatan mereka kepada Sang Pencipta tentu merupakan hal yang utama. Foto-foto tersebut pasti hasilnya tidak sebaik camera digital yang kita gunakan sekarang yang kini sudah menggunakan camera dari handphone dengan sistem android.
"INGATLAH AKAN PENCIPTAMU PADA MASA MUDAMU"
19 Oktober 2018
KEBAKTIAN PADANG KOREM POCI 2018
Komisi Remaja GKI Kwitang Pos Cililitan baru saja mengadakan acara kebaktian padang pada tanggal 7 Oktober 2018 kemarin. Tahun ini acara tersebut mengambil tempat di wisata Taman Anak Kebun Binatang Ragunan. Tema kebaktian outdoor yang diikuti lebih dari 20 orang peserta pemuda remaja tersebut adalah "Out Of The Box ", dengan ayat rujukan : Yesaya 64 : 8
8 Oktober 2018
NUANSA BIRU
Paduan suara Poci pada acara kebaktian Komisi Dewasa yang diadakan di GKI Kwitang Pos Sindangkarsa. Kebetulan dresscode-nya dianjurkan dengan setelan busana warna biru.
25 September 2018
MENGHORMATI ORANG TUA
Ketika kita beranjak dewasa, apa yang bisa kita lakukan untuk orang tua kita ? Jawabannya ada banyak cara. Salah satunya adalah dengan membuat mereka bahagia. Kita sebagai anak, kadang lupa untuk hal tersebut. Kita terlalu sibuk dengan urusan kita masing-masing hingga kita seperti jauh dari orang tua. Padahal orang tua kita justru sangat membutuhkan perhatian dari kita sebagai anak-anaknya dikala mereka memasuki usia senja. Bagi yang telah mapan bisa mengapresiasikannya dalam bentuk materi sebagai wujud cinta kasih dan balas budi kita kepada mereka yang telah membuat kita berhasil, merawat kita dengan baik serta dukungan dalam bidang pendidikan maupun karier.
Menghormati orang tua jelas sekali di dalam Alkitab yang mengatakan: "Hormatilah ayahmu dan ibumu" sebagai hukum Tuhan yang kelima dari sepuluh hukum taurat. Meskipun demikian kita atau siapapun tanpa disadari mungkin saja masih suka berkata kasar kepada orang tua kita sendiri atau memperlakukan mereka tidak sebagaimana mestinya. Hal ini tentu bisa menyakiti perasaan mereka. Merekalah yang telah membesarkan kita, karena itu sampai kapanpun kita tidak akan bisa membalas semua kebaikan mereka kepada kita.
Mungkin kedua orang tua kita telah pergi meninggalkan dunia ini, tapi hal tersebut janganlah menyurutkan niat kita untuk selalu mengenang serta hormat kepada mereka. Kita bisa melakukannya walaupun mereka telah tiada sebagai simbol dengan rajin bersziarah dan mengurus makamnya dengan baik. Karena ada saja makam orang tua yang rusak tidak terurus karena jarang ditengok oleh anak maupun keluarganya. Apakah kita juga mau seperti itu jika kelak kita mati ?
Walaupun kita tidak minta dilahirkan, baik ibu maupun ayah harus kita hormati sampai akhir hayat mereka. Bila kita mengingat indahnya kegembiraan masa kecil kita yang bahagia bersama mereka, mungkin itu bisa membantu kita untuk menimbulkan kembali rasa cinta kita kepada mereka yang tanpa lelah dan tanpa pamrih membesarkan kita dengan nasihat-nasihat kebaikan yang diwariskan kepada anak cucu kita kelak, karena mereka jugalah yang pertama kali mengenalkan kita kepada Sang Pencipta kita.
Amsal 1 : 8
Hai anakKu, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu
Keluaran 20 : 12
Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu.
Efesus 6 : 1-3
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu -- ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.
ooOoo
23 Agustus 2018
16 Agustus 2018
89 TAHUN GKI KWITANG
GKI Kwitang baru saja merayakan hari jadinya yang ke-89. Tema yang diangkat pada perhelatan tersebut adalah: "Restorasi Gereja," sedangkan sub temanya adalah: "Menjadi Signifikan dan Relevan."
Agenda restorasi yang berarti usaha untuk mengembalikan bentuk asal dan fungsi gedung gereja secara fisik karena telah ditetapkan menjadi bangunan bersejarah atau termasuk ke dalam kategori cagar budaya, juga dapat diartikan sebagai restorasi iman jemaatnya yang diharapkan setiap pribadi dapat menjadi seperti pelita yang memberikan terang bagi sekitarnya sehingga apa yang dilakukan menjadi berarti dan nyata sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
Poci yang pada tanggal 12 Agustus kemarin juga turut serta merayakannya, mengadakan acara kecil setelah kebaktian minggu yang diakhiri dengan peniupan lilin kue ultah yang dibuat secara sederhana serta mengadakan jamuan makan ala kadarnya berupa kue-kue tradisional yang berasal dari partisipasi sukarela para jemaat.
8 Agustus 2018
LAGU "KASIH"
Pada bulan yang lalu tepatnya tanggal 14 Juli 2018, salah satu stasiun televisi nasional menyiarkan acara hiburan rutin mingguan yang menampilkan tembang-tembang kenangan lawas yang dinyanyikan oleh penyanyi atau grup yang sempat berjaya di era tertentu, salah satunya adalah band The Big Kids atau biasa di sebut The Big Brother. Dua penyanyi wanita senior bersuara hebat yang tergabung dalam kelompok tersebut adalah Imaniar dan Lidya Nursaid. Mereka membawakan sebuah lagu lama milik mereka dengan judul "Kasih" yang cukup populer di masanya tapi sudah sangat jarang dinyanyikan saat ini. Padahal jika kita simak reffren lagu tersebut sangat bagus dan Alkitabiah karena mencerminkan firman Tuhan tentang makna dari Kasih itu sendiri.
Menurut pengakuan mereka, The Big Kids merupakan sebuah band yang membawa inspirasi dari indahnya harmoni perbedaan yang melatarbelakangi setiap personilnya. Sebuah contoh yang baik untuk diterapkan di kehidupan berbangsa saat ini.
Berikut lirik lagu tersebut :
Bapaku kerap berkata
Bila kau hidup mengasihi sesama
Suatu saat engkau kan dapat bahagia yang sejati
Bila kau menanam duri
Tak mungkin kau menuai anggur
Apa yang kau cari sekarang mestinya hikmat Tuhan
Hari-hari lembaran usia
Harus kau tulis p'rilaku yang benar
Bila kau tutup buku nanti
Seperti pohon lebat buahnya
Reff :
Kasih itu panjang sabar murah hati
Kasih itu lemah lembut tidak sombong
Kasih tidak memegahkan diri
Namun kasih itu suci
Dunia ini akan lenyap namun kasih tinggal tetap
Mari kita saling mengasihi sebab Tuhan itulah Kasih
Ciptaan : Chris Manusama
22 Juli 2018
MENUJU BAKAL JEMAAT
Mari kita dukung dalam doa
Setelah mengarungi 39 tahun pelayanan dan seperti juga keinginan serta harapan para penatua dan kesanggupan seluruh jemaat GKI Kwitang Pos Cililitan, kiranya Tuhan menyertai proses pembajeman yang sedang berjalan hingga tercapai tujuan yang telah diagendakan bersama. Amin
21 Juni 2018
YESUS DENGAR DOAKU
Yesus... Tuhan... dengar doaku
Orang lain Kau hampiri, jangan jalan t'rus
Kalimat diatas adalah bait dari reffrein sebuah lagu yang diambil dari Kidung Jemaat No.26 dengan judul: "Mampirlah, dengar doaku." Lagu ini menjadi begitu berkesan bagiku akhir-akhir ini, apalagi ketika mengenang peristiwa kepergian mama, ibuku yang telah berpulang ke rumah Bapa di sorga. Lagu tersebut merupakan salah satu lagu kesukaan mama. Aku sering mendengar mama menyanyikan lagu itu dengan penuh semangat dan bersukacita karenanya. Saya pun demikian lebih sering mendengar lagu tersebut dinyanyikan oleh mama di dalam kamarnya bila sedang menikmati waktu senggangnya. Mama suka sekali bernyanyi seorang diri melalui liturgi yang didapat dari gereja setiap minggunya, tentu saja hanya beberapa lagu saja yang sudah cukup familiar ditelinganya yang sanggup ia nyanyikan. Jadi menurutku lagu itu adalah lagu favoritnya.
Jika menyimak lirik dari lagu tersebut, memang sepertinya pas buat mama yang telah memasuki masa usia lanjut 72 tahun, apalagi ditengah dunianya yang semakin sempit yang biasa dirasakan oleh kaum lansia karena mulai berkurangnya waktu kebersamaan dengan keluarga atau anak-anak yang telah tumbuh dewasa dan berkeluarga sehingga sebagian dari mereka sudah berpindah atau tidak tinggal serumah lagi dengannya.
Satu hal yang mama senang dan selalu dirindukannya adalah pergi ke gereja. Hal ini dapat dimaklumi karena mama ke gereja hanya satu atau dua kali dalam sebulan. Karena letak rumah kami yang jauh hingga perjalanan menjadi cukup melelahkan bagi mama ditambah lagi dengan kondisi tubuh mama yang sudah semakin renta karena penyakit osteophorosis dan syaraf kejepit yang kurang bersahabat. Tapi hal tersebut tidak sedikitpun mengurungkan niat mama untuk selalu datang beribadah kepada Tuhan.
Mama juga suka sekali jika bertemu dengan teman-teman seperjuangan seusianya di gereja Poci. Acara obrolan mereka tentunya menjadi momen yang sangat berkesan bagi mama ketika mereka berkumpul. Itu juga yang mungkin menyebabkan mama tidak mau jika di ajak untuk pergi ke gereja lain yang letaknya tidak jauh dari rumah kami karena mungkin mama akan mengalami kesulitan untuk memulai kembali bersosialisasi dengan jemaat baru yang belum banyak dikenalnya terutama orang-orang seusia mama yang mungkin juga sebagian telah merasakan kesukaran dalam hal berkomunikasi. Kegembiraan mama dengan membagi-bagikan foto kepada teman-temannya setiap kali datang ke gereja juga merupakan kenangan yang tidak bisa kami lupakan. Kejadian itu seperti pengingat akan kepergiannya. Perlu diketahui bahwa mama berserta keluarga mulai beribadah di GKI Kwitang Pos Cililitan sejak tahun 1983.
Itulah sedikit mengenang tentang mama, ibuku tercinta yang telah berjuang sampai garis akhir melawan penyakit kanker stadium lanjut yang cukup mengejutkan kami sekeluarga walaupun secara medis jenis penyakit mama tersebut termasuk langka dan sulit untuk disembuhkan. Di tengah kondisinya yang lemah, seperti kebiasaannya menjelang tidur, mama masih melipatkan tangan untuk selalu berdoa bagi keluarga dan tentu juga doa untuk kesembuhan dirinya dari penyakit yang dideritanya. Aku juga demikian, dalam kesedihanku terus berdoa kepada Tuhan demi kesembuhan mama. Sebelum sakitpun mama juga rajin berdoa makan atau secara khusus semisal berdoa di dalam kamar terlebih dahulu jika akan berangkat meninggalkan rumah untuk bepergian jauh.
Sebelum kepergiannya meninggalkan keluarga, sahabat dan dunia ini, melalui doa mama telah berserah kepada Tuhan bahwa ia mengatakan sudah siap jika melalui penyakitnya itu, mungkin saja saatnya Tuhan memanggil. Dan... ketika waktu itu tiba, ternyata Tuhan lebih sayang kepada mama. Tuhan mengangkat semua penyakit mama hingga akhirnya ibu yang sangat kucintai itu pergi bersama Yesus dengan tenang tanpa merasakan sakit seperti yang diinginkannya.
Tentu kami sekeluarga sangat kehilangan, apalagi aku yang tinggal serumah dengan mama yang selama ini berusaha sebisa mungkin menemani mama di rumah agar beliau tidak sendirian dan merasakan kesepian. Karenanya kepergian mama bagiku seperti mimpi. Vonis enam bulan dari dokter untuk mama, ternyata cuma dua setengah bulan kesanggupan mama untuk bertahan dari penyakitnya itu. Jika melihat kondisinya yang terus menurun dari hari ke hari serta harus bergantung penuh dengan alat bantu pernafasan dan obat-obatan yang menopang kekuatan tubuhnya, aku dan keluargaku saat itu juga berserah kepada Tuhan apapun yang Tuhan izinkan untuk hidup mama. Cepat atau lambat, siap atau tidak siap kami semua harus rela menerima hal terburuk apapun dengan iklas. Mama dipanggil Tuhan pada hari Rabu, 14 Mei 2018, jam 9:30 Pagi.
Mama yang selama ini juga telah merangkap tugas sebagai ayah, bagi kami adalah sosok wanita dan ibu yang hebat. Ini terbukti dari perjuangan mama dalam menghidupi keluarga sejak sepeninggalan ayah. Mama yang murah senyum juga berhasil menghantarkan aku, adik dan kakak-kakakku ke jenjang pendidikan tingginya masing-masing. Banyak hal positif yang telah diwariskannya kepada kami. Kebersamaan yang indah dengan keluarga serta jiwa sosial atau kepedulian mama kepada orang lain merupakan kenangan tak terlupakan sekaligus nasihat yang berharga bagiku agar kita bisa saling mengasihi satu sama lain. Berkat doa-doa mama setiap malam pulalah yang menjadikan kami sekeluarga dapat menjalani kehidupan yang diberkati oleh Tuhan seperti pengharapan seorang ibu yang telah melahirkan anak-anaknya. "SELAMAT JALAN MAMA."
Yohanes 14 : 2
"Di rumah Bapa-ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadaMu. Sebab aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu."
"Salam rinduku untuk mama, di tempat kudusMu Tuhan"...... Amin
Orang lain Kau hampiri, jangan jalan t'rus
Jika menyimak lirik dari lagu tersebut, memang sepertinya pas buat mama yang telah memasuki masa usia lanjut 72 tahun, apalagi ditengah dunianya yang semakin sempit yang biasa dirasakan oleh kaum lansia karena mulai berkurangnya waktu kebersamaan dengan keluarga atau anak-anak yang telah tumbuh dewasa dan berkeluarga sehingga sebagian dari mereka sudah berpindah atau tidak tinggal serumah lagi dengannya.
Satu hal yang mama senang dan selalu dirindukannya adalah pergi ke gereja. Hal ini dapat dimaklumi karena mama ke gereja hanya satu atau dua kali dalam sebulan. Karena letak rumah kami yang jauh hingga perjalanan menjadi cukup melelahkan bagi mama ditambah lagi dengan kondisi tubuh mama yang sudah semakin renta karena penyakit osteophorosis dan syaraf kejepit yang kurang bersahabat. Tapi hal tersebut tidak sedikitpun mengurungkan niat mama untuk selalu datang beribadah kepada Tuhan.
Mama juga suka sekali jika bertemu dengan teman-teman seperjuangan seusianya di gereja Poci. Acara obrolan mereka tentunya menjadi momen yang sangat berkesan bagi mama ketika mereka berkumpul. Itu juga yang mungkin menyebabkan mama tidak mau jika di ajak untuk pergi ke gereja lain yang letaknya tidak jauh dari rumah kami karena mungkin mama akan mengalami kesulitan untuk memulai kembali bersosialisasi dengan jemaat baru yang belum banyak dikenalnya terutama orang-orang seusia mama yang mungkin juga sebagian telah merasakan kesukaran dalam hal berkomunikasi. Kegembiraan mama dengan membagi-bagikan foto kepada teman-temannya setiap kali datang ke gereja juga merupakan kenangan yang tidak bisa kami lupakan. Kejadian itu seperti pengingat akan kepergiannya. Perlu diketahui bahwa mama berserta keluarga mulai beribadah di GKI Kwitang Pos Cililitan sejak tahun 1983.
Itulah sedikit mengenang tentang mama, ibuku tercinta yang telah berjuang sampai garis akhir melawan penyakit kanker stadium lanjut yang cukup mengejutkan kami sekeluarga walaupun secara medis jenis penyakit mama tersebut termasuk langka dan sulit untuk disembuhkan. Di tengah kondisinya yang lemah, seperti kebiasaannya menjelang tidur, mama masih melipatkan tangan untuk selalu berdoa bagi keluarga dan tentu juga doa untuk kesembuhan dirinya dari penyakit yang dideritanya. Aku juga demikian, dalam kesedihanku terus berdoa kepada Tuhan demi kesembuhan mama. Sebelum sakitpun mama juga rajin berdoa makan atau secara khusus semisal berdoa di dalam kamar terlebih dahulu jika akan berangkat meninggalkan rumah untuk bepergian jauh.
Sebelum kepergiannya meninggalkan keluarga, sahabat dan dunia ini, melalui doa mama telah berserah kepada Tuhan bahwa ia mengatakan sudah siap jika melalui penyakitnya itu, mungkin saja saatnya Tuhan memanggil. Dan... ketika waktu itu tiba, ternyata Tuhan lebih sayang kepada mama. Tuhan mengangkat semua penyakit mama hingga akhirnya ibu yang sangat kucintai itu pergi bersama Yesus dengan tenang tanpa merasakan sakit seperti yang diinginkannya.
Mama yang selama ini juga telah merangkap tugas sebagai ayah, bagi kami adalah sosok wanita dan ibu yang hebat. Ini terbukti dari perjuangan mama dalam menghidupi keluarga sejak sepeninggalan ayah. Mama yang murah senyum juga berhasil menghantarkan aku, adik dan kakak-kakakku ke jenjang pendidikan tingginya masing-masing. Banyak hal positif yang telah diwariskannya kepada kami. Kebersamaan yang indah dengan keluarga serta jiwa sosial atau kepedulian mama kepada orang lain merupakan kenangan tak terlupakan sekaligus nasihat yang berharga bagiku agar kita bisa saling mengasihi satu sama lain. Berkat doa-doa mama setiap malam pulalah yang menjadikan kami sekeluarga dapat menjalani kehidupan yang diberkati oleh Tuhan seperti pengharapan seorang ibu yang telah melahirkan anak-anaknya. "SELAMAT JALAN MAMA."
Yohanes 14 : 2
"Di rumah Bapa-ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadaMu. Sebab aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu."
"Salam rinduku untuk mama, di tempat kudusMu Tuhan"...... Amin
23 Mei 2018
BERTEKUN DALAM DOA
Doa bisa dikatakan juga sebagai nafas kehidupan bagi orang kristen, karena dengan berdoa berarti manusia menjalin hubungan atau berkomunikasi langsung secara pribadi kepada Tuhan. Memang, sesungguhnya tanpa Tuhan hidup manusia itu terasa hampa tak berarti.
Melalui doa kita dimampukan untuk menyampaikan segala hal yang ada hati kita kepada Tuhan. Seperti sedang berbincang, maka kita dapat menyampaikan pergumulan-pergumulan hidup kita. Tidak hanya berisi permohonan, tetapi juga bisa berupa pujian atas pertolongan dan pernyetaanNya.
Kita juga perlu mengetahui bahwa doa dapat merubah keputusan Tuhan atas segala sesuatu, yang tadinya marah menjadi sabar, sedih menjadi sukacita atau bahkan dendam menjadi mengampuni.
Kita juga perlu mengetahui bahwa doa dapat merubah keputusan Tuhan atas segala sesuatu, yang tadinya marah menjadi sabar, sedih menjadi sukacita atau bahkan dendam menjadi mengampuni.
Seperti halnya dengan Musa yang bergumul dengan tekun dalam doanya. Ia memohon agar Tuhan tetap menunjukkan kasihNya kepada bangsa Israel. Akhirnya Tuhan pun mengurungkan niatnya untuk membuat malapetaka serta meminta semua umatNya untuk selalu menyampaikan berita kebenaran. Karena itu, mari kita bertekun selalu dalam doa. Amin
10 Mei 2018
RENUNGAN HARI KENAIKAN TUHAN YESUS
Jika Yesus tidak naik ke surga, maka sia-sialah kebangkitanNya dari kematian. Sebab apalah arti bangkit tanpa naik ke surga? Adalah sebuah sukacita dan berkat besar jika Yesus naik ke surga, mengapa demikian? Karena Yesus telah mengawali langkah manusia untuk turut naik ke surga.
Yesus datang bukan dari dunia, melainkan dari surga. Itu sebabnya Ia kembali ke asalnya yaitu surga. Yesus adalah sungguh Anak Allah sehingga tidak dapat dibandingkan dengan siapa dan apapun di dunia. Malaikat sekalipun jauh di bawah Yesus, karena keberadaan malaikat bukan kerena diperanakkan, bahkan semua malaikat Allah harus menyembah Dia.
Saat ini Yesus berada di sebelah kanan Allah Bapa, sebagai pertanda segala kuasa telah dilimpahkan Allah kepadaNya. Yesus yang kita percayai dan sembah itu adalah Penguasa atas dunia ini sehingga semua mahluk harus bertekuk lutut kepadaNya.
Kenaikan Yesus ke surga menunjukkan bahwa Ia benar Raja, Penguasa dan Penentu dalam segala hal. Sesungguhnya adalah tidak patut jika masih saja ada orang kristen yang ragu terhadap ke-Allah-an Yesus, ke-Mahakuasa-an Yesus, sehingga masih mendua hati dalam hidup ini.
Ingatlah, hidup kita harus mengarah ke surga, untuk itu jangan pernah percaya terhadap kekuatan apapun dalam hidup kita selain hanya kepada Yesus. (Ibrani 1 : 5-13)
Amin...
Amin...
SELAMAT HARI RAYA KENAIKAN TUHAN YESUS KE SURGA
Oleh : Pdt. Lundu HM Simanjuntak
26 April 2018
BILUR-BILURNYA
Ketika Tuhan berkorban bagi dunia
Bekas luka ditubuhNya jelas nyata
Seolah itulah penyakit yang ada pada kita
Telah ditebus lewat peneritaanNya
Dosa membuat manusia lupa
Pada kebaikan dari Sang Pencipta
Hingga rasa sakit itu terus mendera
Bilur-bilurNya membasuh harapan dalam doa
Kesembuhan adalah pemberianNya
Pada yang setia mengasihiNya
Walau tak selamanya Ia mengizinkan
Tapi firmanNya selalu menguatkan
Oleh : MENARA PUISI
8 April 2018
HATI YANG GEMBIRA ADALAH OBAT
Amsal 17:22 mengatakan: "Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang."
Ketika kegelisahan, kesepian dan ketakutan menghantui hidup kita, maka tubuh kita akan di liputi rasa cemas yang bisa berujung pada stress. Keadaan ini akan mempengaruhi pola hidup kita menjadi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Bebagai penyakit akan datang tanpa kita sadari jika kita membiarkan keadaan tersebut terjadi terus menerus dalam kehidupan kita.
Karena itu sukacita sebagai bentuk perwujudan dari hati yang gembira merupakan ekspresi yang harus keluar dari hati, yang dapat menjaga pikiran kita untuk tetap fokus memancarkan energi positif dalam memandang segala sesuatu. Ketika kita terbaring sakit, lemah dan tak berdaya, ketika obat yang kita minum sudah tidak lagi memberikan dampak yang cukup signifikan bagi pemulihan tubuh kita, maka bersukacita di dalam Tuhan merupakan cara terbaik dalam menemukan jalan keluar menuju kesembuhan. Cara ampuh ini tidak akan memberikan solusi yang diharapkan tanpa disertai dengan doa serta semangat yang kuat untuk mau dan terus berjuang, berjalan bersama dengan Tuhan dalam setiap momen kehidupan kita sepahit dan seberat apapun beban yang kita pikul itu.
Ayat Alkitab:
(Filipi 4:4) "Bersukacitalah senantiasa dalan Tuhan! Sekali lagi kukatakan: bersukacitalah!"
(Roma 12:12) "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa."
Lagu:
HATI YANG GEMBIRA
Hati yang gembira adalah obat
S'perti obat hati yang senang
Tapi semangat yang patah keringkan tulang
Hati yang gembira Tuhan senang
31 Maret 2018
RENUNGAN PASKAH
Saat Yesus akan mati, Dia mengeluarkan perkataan yang singkat: "Sudah selesai." Ya, Yesus sudah menyelesaikan tugasnya untuk menebus dosa manusia dan menyelamatkan manusia agar terbebas dari hukuman. Yesus rela menderita, disalibkan, mati dan dikuburkan. Yesus rela menanggung semua penderitaan yang seharusnya ditimpakan kepada manusia.
Yang dilakukan Yesus atas manusia adalah sebuah karya penyelamatan yang memiliki nilai pengorbanan yang sangat besar. Semua itu bisa terjadi karena Allah sungguh mengasihi manusia. Mari arahkanlah pandangan kita kepada salib dan tataplah dengan seksama, maka kita melihat dibalik salib ada kehidupan dan keselamatan. (Yohanes 19: 28-37)
***
Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia: "Sungguh orang ini adalah Anak Allah!"
Kematian Yesus ternyata tidak hanya membuat murid-muridnya bersedih dan berkabung, duniapun seakan turut berkabung selama 3 jam menjadi gelap gulita (Pukul 12.00-15.00). Melihat itupun kepala pasukan tanpa disadari telah memberi kesaksian dan berkata: "Sungguh, orang ini adalah Anak Allah."
Sebutan Anak Allah berarti ada pengakuan bahwa Yesus datang dari sorga dan bukan dunia. Sekarang Ia sudah kembali ke sorga.
Ingatlah kematian Yesus telah menjadikan semua orang berdosa menerima keselamatan dan berhak untuk didudukkan di sorga kelak. (Markus 15 : 39)
***
Yesus yang telah disalibkan, mati dan dikuburkan itu, telah dibangkitkan Allah pada hari ketiga, bahkan Ia menampakkan diri kepada para muridnya yang pernah makan dan minum bersama Yesus.
Untuk itu mereka mendapatkan tugas untuk memberitakan kepada seluruh bangsa bahwa Yesus akan menjadi hakim atas orang yang hidup dan mati.
Demikian pula semua bangsa diminta untuk bersaksi dan menegaskan bahwa setiap orang yang percaya kepadaNya akan mendapatkan keampunan dosa dan keselamatan. (Kis 10:39-43)
***
Yesus telah bangkit dan telah menang, semua kuasa kegelapan dan kuasa dunia telah ditakhlukkanNya. KebangkitaNya telah mengoyakkan kain perkabungan yang diselubungkan kepada semua bangsa dan tudung yang ditudungkan kepada semua bangsa.
KebangkitanNya juga telah mematikan kuasa maut dan menghapuskan air mata penderitaan dan aib umatNya akan dijauhkanNya dari umatNya. Semua orang akan berkata: "Sesungguhnya, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan itu, yang telah menyelamatkan kita. Mari kita sambut dengan sorak sukacita kemenangan," (Yesaya 25:6-9)
Oleh: Pdt. Lundu HM Simanjuntak
5 Februari 2018
LAGU "DOA BAPA KAMI" GKI
Gereja yang memiliki naungan di bawah GKI (Gereja Kristen Indonesia) sudah menggunakan prosesi kebaktian dengan mengucapkan "Doa Bapa Kami" yang dilantunkan atau dinyanyikan. Bagi jemaat yang sudah hafal dan tahu cara menyanyikannya dengan irama yang tepat, dibawah ini terdapat kunci atau akord pengiring dari lagu tersebut, sebagai berikut :
Versi Lagu : Juswantori Ichwan
2 Januari 2018
TAHUN BARUAN 2018 POCI
31 Desember adalah momen yang paling ditunggu-tunggu oleh banyak orang, karena malamnya merupakan pergantian tahun dimana kalender Masehi bergulir ke tahun yang baru yaitu tahun 2018. Rangkaian waktu menuju saat tersebut dimanfaatkan oleh GKI Kwitang Pos Cililitan untuk beribadah kepada Tuhan sekaligus berbagi sukacita bersama jemaat. Ibadah malam pergantian tahun mengambil tema "Titik Antara Penuh Makna" yang merupakan refleksi dari evaluasi terhadap diri sendiri serta interospeksi pada setiap pribadi untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi dengan belajar dari kesalahan dan kegagalan yang dialami sebelumnya. Tentunya hal tersebut harus melalui sebuah proses yang mungkin tidak mudah dan pentingnya penyertaan Tuhan dalam setiap langkah hidup yang akan kita jalani di tahun yang baru ini.
Jemaat yang hadir cukup banyak. Ini membuktikan antusiaisme mereka dalam menyambut malam pergantian tahun dengan kegiatan yang menyenangkan hati Tuhan. Kebaktian dipimpin oleh Pdt. Guruh Jatmiko Septavianus. Seperti juga tahun sebelumnya, acara tersebut diakhiri dengan pembagian door prize yang pastinya selalu dinantikan oleh seluruh jemaat yang hadir sehingga puncak acara menjadi penuh dengan kemeriahan.
Satu hari sebelum malam pergantian tahun, GKI Poci juga melakukan kunjungan kasih ke rumah Bpk Pdt Emiritus Hendra Gosana yang sedang sakit. Kegiatan tersebut sebagai bentuk kepedulian Poci untuk berbagi kasih dan sukacita natal serta tahun baru kepada Pak Hendra dan Ibu Ani Gosana. Semoga mereka diberikan kesembuhan dan kekuatan oleh Tuhan Yesus. Amin
SELAMAT TAHUN BARU 2018
Langganan:
Postingan (Atom)