8 Agustus 2018

LAGU "KASIH"

   Pada bulan yang lalu tepatnya tanggal 14 Juli 2018, salah satu stasiun televisi nasional menyiarkan acara hiburan rutin mingguan yang menampilkan tembang-tembang kenangan lawas yang dinyanyikan oleh penyanyi atau grup yang sempat berjaya di era tertentu, salah satunya adalah band The Big Kids atau biasa di sebut The Big Brother. Dua penyanyi wanita senior bersuara hebat yang tergabung dalam kelompok tersebut adalah Imaniar dan Lidya Nursaid. Mereka membawakan sebuah lagu lama milik mereka dengan judul "Kasih" yang cukup populer di masanya tapi sudah sangat jarang dinyanyikan saat ini. Padahal jika kita simak reffren lagu tersebut sangat bagus dan Alkitabiah karena mencerminkan firman Tuhan tentang makna dari Kasih itu sendiri.
   Menurut pengakuan mereka, The Big Kids merupakan sebuah band yang membawa inspirasi dari indahnya harmoni perbedaan yang melatarbelakangi setiap personilnya. Sebuah contoh yang baik untuk diterapkan di kehidupan berbangsa saat ini.

Berikut lirik lagu tersebut : 

Bapaku kerap berkata
Bila kau hidup mengasihi sesama
Suatu saat engkau kan dapat bahagia yang sejati

Bila kau menanam duri
Tak mungkin kau menuai anggur
Apa yang kau cari sekarang mestinya hikmat Tuhan

Hari-hari lembaran usia
Harus kau tulis p'rilaku yang benar
Bila kau tutup buku nanti
Seperti pohon lebat buahnya

Reff
Kasih itu panjang sabar murah hati
Kasih itu lemah lembut tidak sombong
Kasih tidak memegahkan diri 
Namun kasih itu suci

Dunia ini akan lenyap namun kasih tinggal tetap
Mari kita saling mengasihi sebab Tuhan itulah Kasih

Ciptaan : Chris Manusama

22 Juli 2018

MENUJU BAKAL JEMAAT

Mari kita dukung dalam doa


Setelah mengarungi 39 tahun pelayanan dan seperti juga keinginan serta harapan para penatua dan kesanggupan seluruh jemaat GKI Kwitang Pos Cililitan, kiranya Tuhan menyertai proses pembajeman yang sedang berjalan hingga tercapai tujuan yang telah diagendakan bersama. Amin

21 Juni 2018

YESUS DENGAR DOAKU

Yesus... Tuhan... dengar doaku
Orang lain Kau hampiri, jangan jalan t'rus


   Kalimat diatas adalah bait dari reffrein sebuah lagu yang diambil dari Kidung Jemaat No.26 dengan judul: "Mampirlah, dengar doaku." Lagu ini menjadi begitu berkesan bagiku akhir-akhir ini, apalagi ketika mengenang peristiwa kepergian mama, ibuku yang telah berpulang ke rumah Bapa di sorga. Lagu tersebut merupakan salah satu lagu kesukaan mama. Aku sering mendengar mama menyanyikan lagu itu dengan penuh semangat dan bersukacita karenanya. Saya pun demikian lebih sering mendengar lagu tersebut dinyanyikan oleh mama di dalam kamarnya bila sedang menikmati waktu senggangnya. Mama suka sekali bernyanyi seorang diri melalui liturgi yang didapat dari gereja setiap minggunya, tentu saja hanya beberapa lagu saja yang sudah cukup familiar ditelinganya yang sanggup ia nyanyikan. Jadi menurutku lagu itu adalah lagu favoritnya.
   Jika menyimak lirik dari lagu tersebut, memang sepertinya pas buat mama yang telah memasuki masa usia lanjut 72 tahun, apalagi ditengah dunianya yang semakin sempit yang biasa dirasakan oleh kaum lansia karena mulai berkurangnya waktu kebersamaan dengan keluarga atau anak-anak yang telah tumbuh dewasa dan berkeluarga sehingga sebagian dari mereka sudah berpindah atau tidak tinggal serumah lagi dengannya.
   Satu hal yang mama senang dan selalu dirindukannya adalah pergi ke gereja. Hal ini dapat dimaklumi karena mama ke gereja hanya satu atau dua kali dalam sebulan. Karena letak rumah kami yang jauh hingga perjalanan menjadi cukup melelahkan bagi mama ditambah lagi dengan kondisi tubuh mama yang sudah semakin renta karena penyakit osteophorosis dan syaraf kejepit yang kurang bersahabat. Tapi hal tersebut tidak sedikitpun mengurungkan niat mama untuk selalu datang beribadah kepada Tuhan.
   Mama juga suka sekali jika bertemu dengan teman-teman seperjuangan seusianya di gereja Poci. Acara obrolan mereka tentunya menjadi momen yang sangat berkesan bagi mama ketika mereka berkumpul. Itu juga yang mungkin menyebabkan mama tidak mau jika di ajak untuk pergi ke gereja lain yang letaknya tidak jauh dari rumah kami karena mungkin mama akan mengalami kesulitan untuk memulai kembali bersosialisasi dengan jemaat baru yang belum banyak dikenalnya terutama orang-orang seusia mama yang mungkin juga sebagian telah merasakan kesukaran dalam hal berkomunikasi. Kegembiraan mama dengan membagi-bagikan foto kepada teman-temannya setiap kali datang ke gereja juga merupakan kenangan yang tidak bisa kami lupakan. Kejadian itu seperti pengingat akan kepergiannya. Perlu diketahui bahwa mama berserta keluarga mulai beribadah di GKI Kwitang Pos Cililitan sejak tahun 1983.
   Itulah sedikit mengenang tentang mama, ibuku tercinta yang telah berjuang sampai garis akhir melawan penyakit kanker stadium lanjut yang cukup mengejutkan kami sekeluarga walaupun secara medis jenis penyakit mama tersebut termasuk langka dan sulit untuk disembuhkan. Di tengah kondisinya yang lemah, seperti kebiasaannya menjelang tidur, mama masih melipatkan tangan untuk selalu berdoa bagi keluarga dan tentu juga doa untuk kesembuhan dirinya dari penyakit yang dideritanya. Aku juga demikian, dalam kesedihanku terus berdoa kepada Tuhan demi kesembuhan mama. Sebelum sakitpun mama juga rajin berdoa makan atau secara khusus semisal berdoa di dalam kamar terlebih dahulu jika akan berangkat meninggalkan rumah untuk bepergian jauh.
   Sebelum kepergiannya meninggalkan keluarga, sahabat dan dunia ini, melalui doa mama telah berserah kepada Tuhan bahwa ia mengatakan sudah siap jika melalui penyakitnya itu, mungkin saja saatnya Tuhan memanggil. Dan... ketika waktu itu tiba, ternyata Tuhan lebih sayang kepada mama. Tuhan mengangkat semua penyakit mama hingga akhirnya ibu yang sangat kucintai itu pergi bersama Yesus dengan tenang tanpa merasakan sakit seperti yang diinginkannya.

   Tentu kami sekeluarga sangat kehilangan, apalagi aku yang tinggal serumah dengan mama yang selama ini berusaha sebisa mungkin menemani mama di rumah agar beliau tidak sendirian dan merasakan kesepian. Karenanya kepergian mama bagiku seperti mimpi. Vonis enam bulan dari dokter untuk mama, ternyata cuma dua setengah bulan kesanggupan mama untuk bertahan dari penyakitnya itu. Jika melihat kondisinya yang terus menurun dari hari ke hari serta harus bergantung penuh dengan alat bantu pernafasan dan obat-obatan yang menopang kekuatan tubuhnya, aku dan keluargaku saat itu juga berserah kepada Tuhan apapun yang Tuhan izinkan untuk hidup mama. Cepat atau lambat, siap atau tidak siap kami semua harus rela menerima hal terburuk apapun dengan iklas. Mama dipanggil Tuhan pada hari Rabu, 14 Mei 2018, jam 9:30 Pagi.
   Mama yang selama ini juga telah merangkap tugas sebagai ayah, bagi kami adalah sosok wanita dan ibu yang hebat. Ini terbukti dari perjuangan mama dalam menghidupi keluarga sejak sepeninggalan ayah. Mama yang murah senyum juga berhasil menghantarkan aku, adik dan kakak-kakakku ke jenjang pendidikan tingginya masing-masing. Banyak hal positif yang telah diwariskannya kepada kami. Kebersamaan yang indah dengan keluarga serta jiwa sosial atau kepedulian mama kepada orang lain merupakan kenangan tak terlupakan sekaligus nasihat yang berharga bagiku agar kita bisa saling mengasihi satu sama lain. Berkat doa-doa mama setiap malam pulalah yang menjadikan kami sekeluarga dapat menjalani kehidupan yang diberkati oleh Tuhan seperti pengharapan seorang ibu yang telah melahirkan anak-anaknya. "SELAMAT JALAN MAMA."

Yohanes 14 : 2
"Di rumah Bapa-ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadaMu. Sebab aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu."

"Salam rinduku untuk mama, di tempat kudusMu Tuhan"...... Amin

23 Mei 2018

BERTEKUN DALAM DOA


   Doa bisa dikatakan juga sebagai nafas kehidupan bagi orang kristen, karena dengan berdoa berarti manusia menjalin hubungan atau berkomunikasi langsung secara pribadi kepada Tuhan. Memang, sesungguhnya tanpa Tuhan hidup manusia itu terasa hampa tak berarti.
   Melalui doa kita dimampukan untuk menyampaikan segala hal yang ada hati kita kepada Tuhan. Seperti sedang berbincang, maka kita dapat menyampaikan pergumulan-pergumulan hidup kita. Tidak hanya berisi permohonan, tetapi juga bisa berupa pujian atas pertolongan dan pernyetaanNya.
   Kita juga perlu mengetahui bahwa doa dapat merubah keputusan Tuhan atas segala sesuatu, yang tadinya marah menjadi sabar, sedih menjadi sukacita atau bahkan dendam menjadi mengampuni.
   Seperti halnya dengan Musa yang bergumul dengan tekun dalam doanya. Ia memohon agar Tuhan tetap menunjukkan kasihNya kepada bangsa Israel. Akhirnya Tuhan pun mengurungkan niatnya untuk membuat malapetaka serta meminta semua umatNya untuk selalu menyampaikan berita kebenaran. Karena itu, mari kita bertekun selalu dalam doa. Amin

10 Mei 2018

RENUNGAN HARI KENAIKAN TUHAN YESUS

   Jika Yesus tidak naik ke surga, maka sia-sialah kebangkitanNya dari kematian. Sebab apalah arti bangkit tanpa naik ke surga? Adalah sebuah sukacita dan berkat besar jika Yesus naik ke surga, mengapa demikian? Karena Yesus telah mengawali langkah manusia untuk turut naik ke surga.
   Yesus datang bukan dari dunia, melainkan dari surga. Itu sebabnya Ia kembali ke asalnya yaitu surga. Yesus adalah sungguh Anak Allah sehingga tidak dapat dibandingkan dengan siapa dan apapun di dunia. Malaikat sekalipun jauh di bawah Yesus, karena keberadaan malaikat bukan kerena diperanakkan, bahkan semua malaikat Allah harus menyembah Dia.
   Saat ini Yesus berada di sebelah kanan Allah Bapa, sebagai pertanda segala kuasa telah dilimpahkan Allah kepadaNya. Yesus yang kita percayai dan sembah itu adalah Penguasa atas dunia ini sehingga semua mahluk harus bertekuk lutut kepadaNya.
   Kenaikan Yesus ke surga menunjukkan bahwa Ia benar Raja, Penguasa dan Penentu dalam segala hal. Sesungguhnya adalah tidak patut jika masih saja ada orang kristen yang ragu terhadap ke-Allah-an Yesus, ke-Mahakuasa-an Yesus, sehingga masih mendua hati dalam hidup ini.
   Ingatlah, hidup kita harus mengarah ke surga, untuk itu jangan pernah percaya terhadap kekuatan apapun dalam hidup kita selain hanya kepada Yesus. (Ibrani 1 : 5-13)
Amin...

SELAMAT HARI RAYA KENAIKAN TUHAN YESUS KE SURGA


Oleh : Pdt. Lundu HM Simanjuntak

26 April 2018

BILUR-BILURNYA

Ketika Tuhan berkorban bagi dunia
Bekas luka ditubuhNya jelas nyata
Seolah itulah penyakit yang ada pada kita
Telah ditebus lewat peneritaanNya

Dosa membuat manusia lupa
Pada kebaikan dari Sang Pencipta
Hingga rasa sakit itu terus mendera
Bilur-bilurNya membasuh harapan dalam doa

Kesembuhan adalah pemberianNya
Pada yang setia mengasihiNya
Walau tak selamanya Ia mengizinkan
Tapi firmanNya selalu menguatkan












Oleh : MENARA PUISI

8 April 2018

HATI YANG GEMBIRA ADALAH OBAT

   Amsal 17:22 mengatakan: "Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang."
   Ketika kegelisahan, kesepian dan ketakutan menghantui hidup kita, maka tubuh kita akan di liputi rasa cemas yang bisa berujung pada stress. Keadaan ini akan mempengaruhi pola hidup kita menjadi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Bebagai penyakit akan datang tanpa kita sadari jika kita membiarkan keadaan tersebut terjadi terus menerus dalam kehidupan kita.

   Karena itu sukacita sebagai bentuk perwujudan dari hati yang gembira merupakan ekspresi yang harus keluar dari hati, yang dapat menjaga pikiran kita untuk tetap fokus memancarkan energi positif dalam memandang segala sesuatu. Ketika kita terbaring sakit, lemah dan tak berdaya, ketika obat yang kita minum sudah tidak lagi memberikan dampak yang cukup signifikan bagi pemulihan tubuh kita, maka bersukacita di dalam Tuhan merupakan cara terbaik dalam menemukan jalan keluar menuju kesembuhan. Cara ampuh ini tidak akan memberikan solusi yang diharapkan tanpa disertai dengan doa serta semangat yang kuat untuk mau dan terus berjuang, berjalan bersama dengan Tuhan dalam setiap momen kehidupan kita sepahit dan seberat apapun beban yang kita pikul itu.

Ayat Alkitab:

(Filipi 4:4) "Bersukacitalah senantiasa dalan Tuhan! Sekali lagi kukatakan: bersukacitalah!"
(Roma 12:12) "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa."
     
Lagu:

HATI YANG GEMBIRA

Hati yang gembira adalah obat
S'perti obat hati yang senang
Tapi semangat yang patah keringkan tulang
Hati yang gembira Tuhan senang