17 Juni 2014

MENGENAL TUHAN

   Di suatu negara, hiduplah seorang aktor terkenal. Ia adalah seorang pekerja seni yang dikagumi oleh banyak orang. Kemahirannya dalam memerankan berbagai kisah yang diambil dari sebuah drama, film, cerita klasik, dongeng maupun sejarah merupakan kelebihannya. Ia telah banyak berkeliling tempat atau daerah untuk membawakan keahliannya dalam bidang seni perannya itu. Tidak sedikit penonton yang selalu memberikan sambutan meriah setiap kali ia selesai mementaskan sebuah cerita.
   Suatu ketika dalam pertunjukannya, secara spontan ia mengajak seorang penonton untuk mengajukan permintaan khusus agar ia bisa mewujudkannya saat itu juga di atas panggung. Beberapa penonton segera mengacungkan tangan mereka agar sang aktor memainkan sebuah cerita sesuai keinginan mereka. Kebetulan dideretan kursi paling depan ada seorang pendeta tua yang mengacungkan tangannya dengan sedikit ragu-ragu, tapi kemudian dilihat oleh sang aktor. Sang aktor tersebut lalu menanyakan kepada pak pendeta perihal permintaan khususnya itu. Lalu pak pendeta itu berkata: " Aku ingin engkau membawakan Mazmur 23." Layaknya seorang profesional, sang aktor pun berkata: "Aku tahu itu," "Ok, tentang Gembala yang baik" "Tapi dengan satu syarat agar engkau pun ikut bermain bersama aku." Awalnya pendeta tersebut ragu-ragu, tapi atas desakan dari seluruh penonton yang hadir akhirnya ia memberanikan diri juga naik ke atas panggung menuruti ajakan sang aktor.
   Pertunjukan pun dimulai kembali. Aksi panggung mereka berjalan dengan mulus. Sang aktor dengan sangat baik membawakan peran tentang "Gembala yang baik" dengan mudahnya tanpa kesulitan apapun. Penonton saat itu langsung berdiri sambil bertepuk tangan penuh kekaguman. Kemudian gilirannya pak pendeta yang harus membawakan peran itu sesuai dengan janjinya kepada sang aktor. Awalnya pak pendeta tua itu masih enggan, tapi walau dengan sedikit malu-malu tapi bermodal keyakinan akhirnya ia mau melakukannya. Saat itu suasana menjadi terlihat berbeda. Ketika pak pendeta tua itu mengucapkan kalimat demi kalimat dalam Mazmur 23, semua penonton tiba-tiba terdiam, ada yang terharu bahkan meneteskan air mata. Mengapa demikian ?
   Lalu dengan bijaksana sang aktor terkenal itu datang mendekati pak pendeta sambil berkata kepada penonton : "Saya memang mengetahui sosok Gembala yang baik." tapi ... "pak pendeta ini telah mengenalNya."

Apakah kita juga telah mengenalNya ?

Seperti seorang sahabat, mengenal berarti menunjukan kualitas hubungan. Bagaimana kita akan menceritakan tentang Tuhan kepada anak kita, keluarga kita, sahabat atau kerabat maupun orang-orang disekitar kita kalau kita sendiri saja tidak mengenal "Sang Gembala yang baik" itu ? Berdoa dan membaca Alkitab adalah hal terbaik yang bisa kita lakukan agar lebih mengenal Dia.