30 Desember 2018

RELUNG NATAL

Salju beku ditepi daun
Putihkan cemara lambat laun
Sapa halimun yang melamun

Dari kejauhan sebuah dusun
Terdengar gema lonceng mengayun
Sejenak membuatku tertegun

Tak terasa sudah di penghujung tahun
Tersurat kisah agung Sang Penenun
Yang merajut dunia bagai sebuah gaun

Kabar gembira mengalir beruntun
Dari gunung sampai ke padang gurun
Bintang Timur jadi pandu menuntun

Suara gita pun mulai mengalun
Ajak kidung klasik tuk melantun
Sorakan pujian Hai Mari Berhimpun

Cahaya sukacita dalam kasih dan santun
Terangi mata hati yang rabun
Agar hidup damai serta rukun


Oleh : MENARA PUISI

16 Desember 2018

JELANG NATAL

Ini adalah foto kaum ibu-ibu Poci yang lagi sibuk mempersiapkan natal. Salah satunya adalah sesi latihan paduan suara untuk acara natal GKI Kwitang Pos Cililitan yang akan digelar pada tanggal 26 Desember 2018 mendatang. Menurut mereka foto tersebut adalah hasil jepretan terbaik moment kebersamaan ibu-ibu poci selama ini.


11 Desember 2018

PERCAYALAH DAN JANGAN TAKUT

   Akhir-akhir ini saya sering mendengar peristiwa bencana yang berhubungan dengan datangnya musim penghujan. Selain musibah banjir dan tanah longsor yang kerap terjadi di negara kita, ada juga kekuatan alam lainnya yaitu angin puyuh atau kini biasa disebut angin puting beliung. Angin puting beliung sangat berbahaya karena bisa dikategorikan sebagai angin tornado seperti yang ada di Amerika jika itensitas atau daya sapunya besar. Untuk negara kita skala kekuatannya masih kecil tidak sedasyat angin tornado yang bisa meluluhlantahkan apa saja yang dilaluinya.
   Saya punya pengalaman iman sehubungan dengan datangnya angin puting beliung sebulan yang lalu. Ketika itu hujan turun rintik-rintik tapi dikejauhan sudah tampak kegelapan awan. Saya berpikir akan hujan lebat. Setelah beberapa saat bukannya hujan yang turun tetapi angin kencang yang datang. Kejadiannya cepat sekali karena angin ribut tersebut lama-kelamaan membesar. Saya khawatir akan terjadi sesuatu yang berbahaya bagi diri saya, rumah dan lingkungan sekitar yang bisa saja menjadi tertimpa bencana karena terjangan angin tersebut. Saya memperhatikan sudah ada suara-suara dari atap rumah tetangga yang mulai bergerak-gerak untuk siap diterbangkan oleh angin itu. Sebagai manusia ada juga rasa takut yang menghantui pikiran saya, sementara dari arah belakang rumah, saya juga mendengar orang-orang mulai memanjatkan doa-doa menurut kepercayaan mereka agar angin berhenti. Karena semakin khawatir, saya pun tak ketinggalan langsung berdoa agar Tuhan memberikan belas kasihan kepada kami semua untuk segera menghentikan angin ribut tersebut. Saya pun berharap Tuhan mendengar permohonan doa saya.
   Tak henti-hentinya saya memanjatkan doa bercampur dengan kengerian akibat terjangan angin puting beliung tersebut. Saya takut bila angin tersebut semakin kencang maka sesuatu yang tidak diinginkan dapat menimpa kami. Kita memang tidak pernah tahu kapan waktunya Tuhan menjawab doa kita, tetapi bila kita yakin akan kuasanya yang kudus maka hal itu tidak menjadi suatu yang mustahil. Ditengah kekhawatiran itulah sambil memanjatkan doa, saya langsung teringat peristiwa ketika Tuhan Yesus yang dapat meredakan angin ribut di tengah perjalanannya menyeberangi danau Gelilea. Dengan kuasaNya yang besar, dikisahkan Yesus dapat merubah seketika angin di danau yang tadinya dapat membinasanya menjadi danau yang teduh sekali (Matius 8 : 23-27). Karena cerita Alkitab tersebut terus melintas dipikiran saya, maka saya pun dengan percaya dan yakin langsung berkata-kata kepada angin itu dengan kalimat berulang-ulang demikian: "hai badai, berhentilah." Tidak lama hanya beberapa menit saja setelah saya berteriak kecil dengan kata-kata itu, angin pun berhenti seketika. Bahkan bukan saja angin yang berhenti, hujan pun tidak jadi turun.
   Sejak kejadian itu saya semakin yakin dan percaya kepada Tuhan yang saya sembah. Yesus akan menolong kita jika tidak ada keraguan di dalam diri kita yang dapat membuat iman percaya kita menjadi kendor atau lemah bahkan hilang ditengah kekhawatiran kita sebagai manusia tanpa adanya kehidupan doa yang merupakan nafas rohani kita sebagai umat pilihan Allah. Saya bersyukur mempunyai Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah yang hebat yang dapat menunjukkan kasihNya yang besar dan nyata kepada kita. HALLELUYAH..... Amin

6 Desember 2018

POHON NATAL DARI KAIN TRADISIONAL

   Sebagai negara yang memiliki kekayaan budaya, sudah sepatutnya kita bangsa Indonesia untuk selalu menjaga dan melestarikannya. Hal ini menjadi penting sekaligus bermakna dimana tahun ini GKI Kwitang mengimbau agar seluruh pos dan cabangnya termasuk Kwitang pusat sendiri untuk membuat pohon natal dari bahan kain tradisional yang berasal dari berbagai daerah. Merupakan suatu kebanggaan bila gereja bisa menghadirkan simbol kebhinekaan maupun keberagaman bangsa yang diwakili oleh pohon natal itu sendiri.
   Unik dan menarik, mungkin itulah yang bisa digambarkan oleh pohon natal yang berhiaskan warna warni kain tradisional dari seluruh suku bangsa yang ada di tanah air. Tak ketinggalan GKI Kwitang Pos Cililitan pun sudah mulai membuatnya walaupun masih setengah jadi. Kain yang digunakan membutuhkan jenis dan warna yang beragam semisal: kain batik, kain tenun, selendang, sarung atau ulos. Semua bahan yang telah terkumpul ditandai dan dicatat agar tidak hilang kemudian nantinya akan dikembalikan lagi kepada jemaat atau pemiliknya jika perayaan natal telah usai.
   Ini merupakan kali yang kedua GKI Kwitang membuat pohon natal dari bahan kain. Karena sebelumnya juga sudah pernah dilakukan beberapa tahun yang lalu. Kali ini untuk menekankan kembali arti atau makna penting dari natal terkait dengan keberagaman bangsa Indonesia sebagai suatu anugerah terindah yang tidak bisa dipungkiri yang juga berasal dari Tuhan serta patut kita syukuri bersama.