28 Agustus 2016

POCI DI BUKIT HAMBALANG

   "Diberkati, Untuk Menjadi Berkat Bagi Sesama" Itulah tema kebaktian padang GKI Kwitang Pos Cililitan tahun ini. Kebaktian outdoor ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 Agustus 2016, bertempat di Agro Wisata Bukit Hambalang. Lokasi benar-benar berada di atas bukit sehingga kendaraan dan bus yang ditumpangi oleh jemaat melewati tanjakan beton berkelok yang mirip Puncak Jawa Barat.
   Angin sepoi-sepoi berhembus sepanjang acara yang menambah teduh suasana hingga membuat para peserta tidak ada yang merasa kepanasan, tetapi sebaliknya malah ada beberapa jemaat yang sudah merasa mengantuk ketika acara baru beberapa menit di mulai.
   Acara kebaktian dan permainan dipusatkan di suatu tempat seperti aula yang aman jika sewaktu-waktu turun hujan, dan memang terbukti hujan turun tetapi beruntung pas ketika semua acara tuntas seraya seluruh jemaat pulang meninggalkan lokasi. Pemilihan titik lokasi sepertinya kurang sesuai harapan karena disekitar tempat kebaktian tidak ada semacam taman yang bisa dinikmati keindahannya oleh peserta semisal berjalan-jalan kecil sambil menghirup udara alam pegunungan yang segar. Hanya tebing, jurang dan hutan belantara yang mengelilingi aula tersebut. Pemandangan indah hanya tampak dikejauhan, tapi untuk menjangkaunya, jemaat harus turun kebawah menyusuri jalan setapak. Maklum, lokasi itu sebenarnya biasa diperuntukan bagi siapa saja yang menyukai kegiatan alam luar seperti hiking, camping dan outbond. Tapi walaupun demikian, kebaktian padang tersebut berjalan dengan sukses dan panitian acara yang kali ini diserahkan sepenuhnya kepada Remaja Poci berhasil membuat seluruh peserta merasakan terhibur dengan games nya yang seru dan menarik.
   Kebaktian renungan di pimpin oleh Bapak Pdt. Herbert Simanjuntak yang juga berhasil mengocok-ngocok perut para jemaat dengan ilustrasi-ilustrasi khotbahnya yang bagus dan menyegarkan sehingga jemaat tua-muda merasakan  penghiburan sejati dan yang terpenting adalah seluruh jemaat Poci terberkati. 

20 Agustus 2016

BURUNG GEREJA

   Tahukah anda, mengapa burung yang sangat sering kita jumpai ini dinamakan dengan nama burung gereja ? Konon burung tersebut berasal dari daratan Asia. Kehidupan ekosistem mereka memang dahulu sangat dekat dengan bangunan gereja. Walau termasuk dalam jenis burung yang terbang rendah, tapi burung ini di habitat sesungguhnya selalu membuat sarang di tempat yang agak tinggi agar terlindunngi hingga telur-telur mereka aman dari predator. Kebetulan pada waktu kedatangan burung tersebut, bangunan dengan bentuk yang tinggi adalah gedung gereja. Hingga akhirnya orang pun menyebutnya sampai sekarang dengan nama yang sangat familiar di negeri ini yaitu Burung Gereja
   Burung gereja biasa bersarang di sekitar langit-langit luar atap gereja. Sebagai akibat dari rusaknya habitat mereka dikarenakan jumlah manusia yang semakin bertambah banyak hingga menyebabkan pula bertambahnya hunian atau rumah, maka burung yang satu ini terpaksa beradaptasi dengan keadaan tersebut sampai akhirnya kini dapat bersarang di segala tempat. Maka tidak heran jika kita melihat burung gereja berterbangan di mana saja. Di rumah, di pohon, ditepi jalan bahkan dikabel maupun tiang-tiang listrik. Burung gereja juga merupakan jenis burung yang dapat dengan mudah bertahan hidup. Allah memelihara mereka, hingga burung ini bisa memakan apapun yang disediakan oleh manusia atau alam ini. Burung gereja juga pada dasarnya termasuk ke dalam spesies burung Pipit.

*Refleksi :
Allah turut bekerja dalam segala hal, maka sesuailah dengan bait lagu yang sering kita nyanyikan pada waktu kita mengikuti kegiatan Sekolah Minggu.

Lirik lagu :

Burung Pipit yang kecil
Dikasihi Tuhan
Terlebih diriku
Dikasihi Tuhan

18 Agustus 2016

MENGISI KEMERDEKAAN DENGAN BERSYUKUR


Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah hasil perjuangan dari para pahlawan yang dengan gigih mempertahankan setiap jengkal tanah tumpah darah Indonesia dari belenggu penjajah. Sebagai umat kristiani kita harus menghargai  jasa para pahlawan kita. Salah satu caranya adalah kita harus mengisi alam kemerdekaan ini dengan kebaikan dan ha-hal yang berguna. Sebagai orang beriman kita juga harus percaya bahwa Tuhan punya rencana di balik peristiwa kemerdekaan yang kita raih itu. Bayangkan, kita yang hidup di jaman kemerdekaan ini tentu telah mengalami banyak perubahan yang begitu cepat akibat kemajuan teknologi. Kini segalanya menjadi mudah, tapi dibalik kemudahan itu kita bisa merasakan semakin banyak problema kehidupan yang kita hadapi. Berbagai macam persoalan hidup datang silih berganti yang membuat kita dituntut untuk siap menjalaninya. Jika kita tidak siap dan tidak tahan terhadap persoalan yang terasa semakin berat, maka akan banyak godaan yang menawarkan kita untuk melakukan hal-hal negatif atau memilih jalan yang bertentangan dengan firman Tuhan. Bahkan mungkin saja suatu saat kita akhirnya pergi meninggalkan Tuhan seperti yang sudah terjadi pada saudara-saudara kita atau bahkan keluarga kita yang telah melepas keimanan kristen mereka. Iman Kristen mengajarkan kepada kita untuk mensyukuri setiap berkat yang kita raih adalah sebuah pemberian dan pertolongan dari Tuhan. Karena dengan demikian, hidup yang kita jalani walau bagaimanapun keadaanya akan terasa lebih berharga dan mulia. Semuanya itu tentunya dilakukan dengan kerendahan hati serta tetap tekun dalam puji dan doa sebagai ucapan terimakasih kita kepada Tuhan.
DIRGAHAYU RI KE-71

17 Agustus 2016

PERINGATAN KEMERDEKAAN RI KE-71

Sudah merupakan acara rutin setiap tahunnya, GKI Kwitang mengadakan kebaktian setiap tanggal 17 Agustus sebagai bentuk puji dan syukur kepada Tuhan atas kemerdekaan yang telah diperoleh melalui perjuangan yang telah dilakukan oleh segenap rakyat Indonesia. Kebaktian biasanya diadakan pada sore hari dengan prosessi acara yang menampilkan paduan suara dengan membawakan lagu-lagu perjuangan atau lagu-lagu Nasional. Kebetulan paduan suara jemaat Poci mendapatkan kesempatan untuk tampil ikut serta dalam memeriahkan acara peringatan hari kemederdekaan RI tahun ini yang ke-71 di gereja GKI Kwitang Pusat.



Photo oleh : Pdt. Guruh Jatmiko S
From : WhatsUpp

Warna merah pun dijadikan tema kostum atau dresscode untuk penampilan paduan suara Poci. Hasilnya terlihat cukup baik dan keren walaupun belum semuanya kompak memakai kostum yang telah disepakati bersama. Para pengunjung kebaktian yang hadir dengan nuansa merah putih pun tampil membahana berpadu dengan decorasi cantik bertema Dirgahayu Republik Indonesia yang dibuat khusus oleh panitia acara kebaktian peringatan hari bersejarah tersebut.

14 Agustus 2016

APALAH ARTI PERTEMANAN

Ada seorang pekerja kantoran. Awalnya ia bekerja dengan bagus dan berteman baik dengan sesama karyawan. Ia juga kelihatan sopan. Tapi akibat kondisi perusahaan yang tidak menentu ditambah lagi sikap dan karakter bos yang kurang menyenangkan, menjadikan ia pribadi yang egois dan mudah marah-marah. Bahkan kata-kata kasar dan tidak pantas keluar dari mulutnya. Ia jadi membenci setiap karyawan yang dianggap tidak berkenan di hatinya. Orang-orang yang selama ini ia anggap sahabat, kini hanya sebagai angin lalu saja. bahkan ia menjadi tipe orang yang suka memfitnah. Di hari-hari terakhir menjelang ia resign, justru semakin menunjukkan tanggungjawab terhadap pekerjaan terkesan asal-asalan. hal ini membuat rekan kerja yang lain terbawa imbasnya karena terpaksa harus mengambil alih tugas-tugasnya selama ini. Akibat hal tersebut, kini orang tahu bahwa sesungguhnya ia bekerja dengan buruk, jauh dari kata hebat terhadap bidang yang ia tekuni selama ini. Dan terbukti pula akhirnya bahwa ia adalah orang yang menghianati persahabatan, sombong dan tidak menghargai orang lain. Beberapa orang temannya dicemooh hingga ada yang merasa dikucilkan. kebaikkannya selama ini ternyata hanya topeng belaka. Ia sudah merusak suasana kerja yang selama ini kondusif. Ia benar-benar tidak menjadi contoh yang baik bagi dunia persahabatan. 

Alkitab Mengatakan :

Jangan berteman dengan orang yang lekas gusar, jangan bergaul dengan seorang pemarah, supaya engkau jangan menjadi biasa dengan tingkah lakunya dan memasang jerat bagi dirimu sendiri (Amsal 22:24-25)

Sekalipun aku dicemooh oleh sahabat-sahabatku, namun kearah Allah mataku menengadah sambil menangis, supaya Ia memutuskan perkara antara manusia dengan Allah, dan antara manusia dengan sesamanya. (Ayub 16:20-21)