8 April 2019

IBADAH YANG SEJATI

   Ada jemaat yang karena sesuatu dan lain hal tidak saling omongan dan berusaha untuk menghindar jika bertemu muka atau sekedar berjabat tangan. Bagaimana jadinya jika salah satu diantara mereka yang berseteru itu adalah seorang majelis atau penatua gereja? wah, ini pasti berat bukan. Bisa jadi jemaat yang bukan penatua akan hengkang atau keluar dari keanggotaan gereja alias pindah gereja karena pasti tidak akan mau bersalaman jika pas keluar ibadah gereja. Mungkin jika kita yang mengalaminya adalah manusiawi bila kita juga berusaha untuk mencari cara bagaimana bisa menghindar dari rekan yang bermasalah dengan kita itu.
   Sebenarnya bukan hal itu saja yang menjadi alasan utama untuk seorang jemaat tidak mau ke gereja lagi, pasti dibalik itu ada alasan tersembunyi lainnya yang tidak kita ketahui hingga akhirnya memutuskan untuk keluar dari keanggotaan jemaat. Konflik personal biasanya dijadikan alasan untuk seseorang yang pindah gereja kerena adanya unsur kekecewaan atau emosi sesaat. Ada pula jemaat yang megalami hal serupa, namun untuk menghindari berjabat tangan, jemaat tersebut keluar terlebih dahulu di saat kebaktian ibadah hampir selesai. Mungkin ini dijadikan trik yang ampuh untuk tidak terjadinya pertemuan diantara mereka. Tapi hal teresebut tetap saja tidak boleh dilakukan oleh kita yang mengaku sebagai anak Tuhan. Kerena walau bagaimanapun tidak akan menyelesaikan masalah yang ada, malah beresiko menjadi konflik yang berlarut-larut.
   Salah satu alasan kita untuk datang ke gereja adalah bukan untuk pertemuan jemaat melainkan untuk beribadah, memuji dan memuliakan Dia. Kasih adalah kuncinya, yaitu kasih kepada Allah dan sesama. Kita datang menghadap Tuhan kita yang penuh dengan kekudusan, begitu juga dengan kita tidak boleh ada cacat cela apalagi dendam terhadap sesama. Fokus dalam menyembah Tuhan dan hidup yang berkenan kepada Allah merupakan motivasi yang tepat bagi kita masing-masing dalam setiap bentuk peribadatan kita dan aktifitas kita setiap hari dimanapun kita berada. Dengan demikian apapun yang menjadi batu sandungan pasti tidak akan mempengaruhi semangat kita untuk datang kepada Tuhan dengan hati yang besih dan mengasihi.

ROMA 12 : 1  
Karena itu, saudara-saudara, oleh kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: Itulah ibadahmu yang sejati.