28 Juni 2013

MUSIM

Ada sebuah filosofi yang mengatakan bahwa kehidupan adalah kumpulan dari musim-musim. Kalau diperhatikan pernyataan tersebut benar adanya. Seperti juga halnya apa yang tertulis di dalam Alkitab, bahwa segala sesuatu ada masanya. Kita semua berharap bisa melalui satu musim kemudian berlanjut ke musim berikutnya dengan segala kebaikan hidup, tapi kenyataannya kadang kita merasakan seperti melalui dua sampai tiga musim sekaligus dalam kehidupan atau bahkan musim yang saling tumpang-tindih. Di saat kesuksesan kita raih, kita juga dihadapkan pada suasana kedukaan. Ketika kegembiraan kita nikmati, bencana pun datang silih berganti. Sebagai manusia kita biasanya melihat segala sesuatu dari satu sisi saja. Kita menginginkan hidup ini kalo bisa baik-baik saja sehingga banyak orang yang dengan mudahnya menyalahkan orang lain atau bahkan menyalahkan Tuhan jika kesusahan besar melanda hidupnya. Justru masa-masa sulit dalam kehidupanlah yang menempa kita untuk mau belajar menjadi pribadi yang mampu bertahan dalam segala kondisi. Dalam beberapa hal kita mungkin tidak sanggup, merasa bodoh atau terkucilkan hingga kita sering disepelekan orang, tapi jika kita kuat menjalankan hidup ini dengan kesabaran dan kesetiaan, itu jauh lebih baik dibanding mereka yang mengaku bisa melakukan banyak hal yang orang lain tidak mampu sehingga umumnya menjadikannya tidak sabar dan merasa paling dibutuhkan yang akhir mudah 'tergelincir' dalam muara kesombongan. Kesombongan akan membentuk kita pada cara memandang hidup ini atas dasar kekuatan sendiri dan merasa selalu berada di 'atas,' sehingga ketika 'terjatuh' tidak mampu bangkit lagi karena tidak tahan uji. Justru masa-masa sulit seperti malapetaka, kegagalan dan kekecewaan bisa menjadikan kita kuat di dalam Tuhan. Karena Tuhan menginginkan kita semakin dekat denganNya dari hari ke hari yang penuh berkat melalui musim-musim yang Ia izinkan untuk kita lalui dengan ketaatan. Kita semua tidak menginginkan kegagalan di satu musim akan membuat kita kehilangan musim lainnya. Biarlah kita mengerjakan bagian kita yang terbaik sementara kita percaya Tuhan mengerjakan bagianNya yang terindah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar