Keluarga terdiri dari dua unsur, yaitu orang tua dan anak. Kedudukan orang tua adalah sebagai suami atau istri. Kedudukan anak adalah sebagai kakak atau adik. Jika mereka dihadapkan pada kondisi saling bertukar posisi, apakah mereka akan menjadi keluarga yang bahagia dan harmonis? Ada istri yang menjadi kepala keluarga hanya karena kariernya jauh lebih tinggi dari suami. Atau sebaliknya sang suami menjadi ibu rumah tangga karena istri selalu sibuk arisan ditambah kegiatan aktualisasi diri lainnya. Orang tua masa bodoh terhadap anaknya sehingga si anak mencari figur lain yang belum tentu juga baik untuk dijadikan panutan. Seorang anak berusaha memimpin keluarga seakan menjadi seperti orang tua karena bergelimang harta sehingga menganggap rendah adik-adiknya. Seorang adik yang terpaksa menjadi kakak karena seringnya menasihati akibat ketidakteladanan yang pernah dibuat oleh sang kakak. Atau ada kakak yang menjadi seperti adik karena terlalu dimanja oleh orang tuanya sehingga bersifat kekanak-kanakan dan menganggap dirinya anak emas lebih istimewa dari yang lainnya.
Coba bayangkan jika keadaan tersebut benar-benar terjadi di dalam kehidupan keluarga kita. Bagi sebagian orang mungkin tidak masalah jika mereka bisa menghadapinya dengan penuh kesabaran dan sukacita, tapi bagaimana yang tidak? pasti perselisihan dan pertengkaran yang akan terjadi dalam keluarga. Perasaan lelah, tidak berharga sampai adanya ketidakadilan pasti akan muncul ke permukaan sehingga mengancam kedamaian. Bukan tidak mungkin keadaan tersebut akan berujung pada rasa kekesalan dan kesedihan hingga tumbuhlah benih-benih akar pahit dalam keluarga. Tuhan mengajarkan kepada kita untuk melakukan sesuai dengan apa yang menjadi bagian kita dengan Kasih. Jangan menghidupkan persaingan dalam keluarga, apalagi materi dan pilih kasih. Bersikap adil dan saling menyayangi adalah wujud nyata dari sebuah kasih yang mesra. Biarlah adik menerima kasih sayang dan perlindungan. Biarlah kakak memberi contoh dan menjadi teladan yang bagus, dan biarlah orang tua menjadi inspirasi terbaik bagi anak-anak mereka untuk melakukan apa yang menjadi bagiannya masing-masing hingga kasih itu sendiri menjadi berharga dan indah. Oleh karena 'Kasih,' keluarga kita dipulihkan dan dipersatukan dalam Tuhan.
Alkitab : Efesus 4 : 15-16
Coba bayangkan jika keadaan tersebut benar-benar terjadi di dalam kehidupan keluarga kita. Bagi sebagian orang mungkin tidak masalah jika mereka bisa menghadapinya dengan penuh kesabaran dan sukacita, tapi bagaimana yang tidak? pasti perselisihan dan pertengkaran yang akan terjadi dalam keluarga. Perasaan lelah, tidak berharga sampai adanya ketidakadilan pasti akan muncul ke permukaan sehingga mengancam kedamaian. Bukan tidak mungkin keadaan tersebut akan berujung pada rasa kekesalan dan kesedihan hingga tumbuhlah benih-benih akar pahit dalam keluarga. Tuhan mengajarkan kepada kita untuk melakukan sesuai dengan apa yang menjadi bagian kita dengan Kasih. Jangan menghidupkan persaingan dalam keluarga, apalagi materi dan pilih kasih. Bersikap adil dan saling menyayangi adalah wujud nyata dari sebuah kasih yang mesra. Biarlah adik menerima kasih sayang dan perlindungan. Biarlah kakak memberi contoh dan menjadi teladan yang bagus, dan biarlah orang tua menjadi inspirasi terbaik bagi anak-anak mereka untuk melakukan apa yang menjadi bagiannya masing-masing hingga kasih itu sendiri menjadi berharga dan indah. Oleh karena 'Kasih,' keluarga kita dipulihkan dan dipersatukan dalam Tuhan.
Alkitab : Efesus 4 : 15-16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar