2 Maret 2013

JEJAK-JEJAK KAKI

   Mungkin sudah tidak asing lagi bagi anda mendengar syair dari puisi "Jejak-jejak Kaki" yang begitu terkenal di seluruh dunia. Tahukah anda? bahwa puisi itu sudah ada sejak tahun 1964 dan kemudian beredar luas dalam berbagai macam versi yang melatarbelakanginya tanpa sepengetahuan dan seijin penulisnya. Hal itu dikarenakan naskah aslinya yang disimpan dalam sebuah box dokumen pemindahan barang telah hilang dalam perjalanan perpindahan rumah sang penulis.
   Margaret, Tokoh dibalik cerita itu mengajak pembaca untuk mengikuti babak demi babak dalam setiap episode kehidupannya yang melatarbelakangi lahirnya puisi "Jejak-jejak Kaki" tersebut. Dimulai dengan pertemuannya dengan seorang pria yang akhirnya menjadi pendamping hidupnya, perjalanan karir bersama sang suami, hingga kelahiran anak-anak yang mereka kasihi. Di akhir cerita diterangkan bagaimana ia berjuang dalam ketidakberdayaannya mempertahankan hak cipta atas puisi itu yang pada akhirnya ia sadar bahwa makna yang terkandung dalam puisinya yang telah memberkati banyak orang itu jauh lebih berharga di mata Tuhan dibanding dari sekedar besarnya perolehan materi yang bisa diterimanya jika puisi itu terus beredar dan diterbitkan oleh banyak lembaga percetakan di seluruh dunia. 
   Puisi yang telah dibuatnya itu benar-benar telah mengubah kehidupan pribadi dan keluarganya dalam suatu proses panjang, dimana campur tangan dan pertolongan Tuhan digambarkan dalam satu pasang jejak-jejak kaki yang tinggal tetap disaat kepahitan melanda hidupnya. Semua itu dikarenakan Tuhan telah berjalan bersamanya bahkan menggendongnya ketika badai penderitaan tidak sanggup ia lalui. Syair "Jejak-jejak Kaki" akhirnya terus menginspirasi banyak orang diseluruh dunia bahkan berkembang menjadi sebuah kesaksian akan kebesaran dan kebaikan Tuhan. Seperti yang juga dialami oleh seorang pelaut dalam sebuah misi peperangan. Pelaut yang disebut-sebut  sebagai pelaut paling dungu sekaligus paling beruntung itu telah melewati rentetan ranjau berbahaya dengan selamat. Pelaut itu kemudian menceritakan kisahnya persis dengan makna dari puisi tersebut, dimana ia mengatakan bahwa Tuhan telah menggendongnya saat melintasi daerah rawan itu sehingga ia luput dari ranjau maut.
   Kini Margaret bersama suami dan anak-anak mereka menikmati kehidupan yang diberkati oleh Tuhan yang senantiasa memberikannya keyakinan dan sukacita serta harapan akan perjalanan masa depan dirinya juga keluarganya. 

Alkitab :
Yesaya 63 : 9

Buku  : "Foot Print On The Sand"
Karya : Margaret Fishback Powers

Tidak ada komentar:

Posting Komentar