15 Maret 2013

RENDAH HATI

     Rendah hati bukan berarti rendah diri. Ia pribadi yang tegar, penuh dengan senyum karamahan dan kelemah-lembutan. Orang yang rendah hati terbebas dari kesombongan dan keangkuhan. Ia menjauhkan sifat egois dan lebih memperhatikan kesusahan orang lain. Setiap tindakannya sabar dan membawa damai bagi sesama. Rendah hati bukan berarti pengecut, tetapi takut akan Tuhan dan ia tidak pernah membalas dendam. Ia lebih memilih mengalah, memaafkan dan mengampuni orang yang telah menyakitinya. Orang yang dengan kerendahan hati lebih berhasil menghadapi masalah dibanding mereka yang bersikap arogan. Sekalipun hal itu ia lalui dengan kekalahan tapi tetap bersukacita di dalam Tuhan yang menjadikannya lebih dari pemenang.
     Ada sebuah cerita di salah satu sekolah (kelompok A), dimana gurunya memperkenalkan permainan menginjak balon. Setiap balon diikatkan pada kaki masing-masing anak yang ikut bermain, kemudian mereka berebut saling mengejar untuk menginjak balon lawannya hingga pecah. Di akhir permainan, siapa yang balonnya belum pecah, itulah pemenangnya. Lalu di kesempatan lainnya sang guru menerapkan permainan yang sama kepada anak-anak yang menderita keterbelakangan mental (kelompok B). Tapi Suasana permainan menjadi lain karena adanya kekeliruan dalam menangkap aturan permainan yang telah dijelaskan sebelumnya. Mereka lebih memilih bekerjasama hingga dengan sengaja malah memberikan kesempatan kepada temannya untuk memecahkan balon miliknya. Mereka bergembira sambil menginginkan balon segera pecah sehingga permainan cepat selesai. Akhirnya tidak ada yang menang maupun kalah. Suatu perbedaan perlakuan mencolok antara dua kelompok yang mengandung berbagai macam makna untuk dipetik. Kelompok A tidak ada kawan, semuanya dianggap lawan sehingga mereka mengejar ambisi untuk menang. Berbeda dengan kelompok B yang saling berbagi karena mereka hanya menikmati permainan sehingga semua hanya mengejar kegembiraan.
     Makna cerita yang tersirat dalam permainan tersebut pasti pernah kita dengar dalam kehidupan. Kadang seseorang menganggap bahwa keberhasilan orang lain menjadi salah satu penghambat kesuksesannya. Mereka terbelenggu pada sifat iri hati dan dengki. Dengan begitu membentuk kecenderungan menjadi pribadi yang tinggi hati dengan segala prestasi yang telah dicapainya. Mereka akan mengumbar kelebihan dan kekayaan yang ada pada dirinya dan dengan entengnya meremehkan bahkan merendahkan orang lain.
     Allah mengajarkan kepada kita untuk menunjukkan kerendahkan hati sebagai cerminan hidup yang serupa dengan kristus. Tuhan Yesus menginginkan kita memiliki hati yang mengasihi, karena firmanNya mengatakan demikian: " Hendaknya kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dengan saling membantu." (Efesus 4 : 2)


Inspirasi cerita : Sermoncentral

Tidak ada komentar:

Posting Komentar